Bahas Relasi Sastra dan Politik, Ngaji BSA Diikuti Peserta dari Mancanegara

Yogyakarta, 22 September – Komunitas Lisaniya Adabiya kembali melaksanakan kegiatan Ngaji BSA yang merupakan program kerja Diskusi Ilmiah pada Kamis (21/9) malam. Digelar secara daring, diskusi seri ke-5 tersebut mengangkat topik “Kajian Resiprokal Puisi dan Politik”.

Diskusi menghadirkan narasumber Bobbi Aidi Rahman, S.Hum., M.A.Hum, dosen program studi Bahasa dan Sastra Arab UIN Fatmawati Soekarno Bengkulu. Dalam memaparkan konsep-konsep relasi resiprokal puisi dan politik, akademisi jebolan SPs UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut menjadikan realitas kesusastraan Arab pada masa Dinasti Bani Umayyah sebagai contoh.

“Pada masa dinasti Bani Umayyah, perebutan kekuasaan antara sekte-sekte berimplikasi terhadap dinamika dunia sastra. Sekte-sekte yang berseteru memiliki penyair handal untuk melegitimasi kekuasaan dan membela kepentingan mereka, sehingga puisi yang berkembang sangat kental dengan muatan politik”, jelas dosen yang sebelumnya juga menjabat Kaprodi Bahasa dan Sastra Arab tersebut.

Lebih lanjut, Bobbi juga menjelaskan bahwa relasi resiprokal puisi dan politik senantiasa ada dalam perkembangan sastra, dari periode awal hingga sekarang. Hanya saja, relasi itu memiliki bentuk dan karakter yang berbeda tergantung situasi politik dan lingkungan yang ada pada masa-masa perkembangannya.

“Kalau kita lihat sekarang, bagaimana puisi dibuat untuk kepentingan politis, atau politik dijalankan dengan salah satu instrumen berupa puisi, itu masih ada. Akan tetapi, di tengah dinamika kemajuan teknologi, bentuk dan media puisinya menjadi lebih dinamis mengikuti karakter disruptif teknologi sebagai media penyuaraan dan penyebarannya”, ungkap dosen kelahiran Kerinci, Jambi tersebut.

Berbeda dengan serial diskusi sebelumnya, Ngaji BSA seri ke-5 diikuti oleh mahasiswa dari Universiti Islam Selangor (UIS), Malaysia. Partisipasi mahasiswa UIS berawal dari keterlibatan salah satu pengurus Lisaniya Adabiya dalam kegiatan International Student Mobility ke universitas tersebut.

Dalam sambutannya, Reflinaldi, M.Hum. selaku ketua umum Lisaniya Adabiya mengapresiasi partisipasi mahasiswa dari mancanegara tersebut. Ia berharap keikutsertaan mahasiswa UIS dapat menjadi titik awal kolaborasi program-program akademik yang lebih terstruktur ke depan.

“Partisipan kita malam ini cukup heterogen. Dari dalam negeri ada UIN Padang, UIN Jambi, UIN Jakarta, UIN Malang, UIN Yogyakarta, UIN Bengkulu, dan UNAND. Dan yang istimewa, malam ini diskusi kita juga diikuti oleh teman-teman dari Universiti Islam Selangor, Malaysia. Kita berharap ini bisa menjadi awal kolaborasi dalam berbagai kegiatan ke depan”, ungkap dosen UIN Imam Bonjol Padang tersebut.

Diskusi Ngaji BSA seri ke-5 berlangsung selama kurang lebih 2 jam, dari pukul 20.00 hingga lewat pukul 22.00 WIB. Materi yang disampaikan narasumber diikuti dan ditanggapi dengan antusias oleh partisipan kegiatan. Namun karena keterbatasan waktu, tidak semua pertanyaan partisipan dapat ditampung.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top